Komitmen Dexa Group untuk mendukung program pemerintah melalui penerapan ketentuan dan kebijakan di sektor farmasi, mendapatkan apresiasi dari Badan POM RI. Kepala Badan POM RI Ibu Penny Lukito menyerahkan penghargaan kepada CEO Dexa Group Bapak Ferry Soetikno atas peran PT Ferron Par Pharmaceuticals sebagai industri farmasi dengan pencapaian tingkat maturitas PROAKTIF dalam kegiatan peningkatan peran serta pelaku usaha dalam menerapkan ketentuan yang berlaku.
Apresiasi dari Badan POM RI tersebut berlangsung pada acara sosialisasi, desk konsultasi, dan kegiatan pelatihan bertajuk “Asistensi Regulatori untuk Meningkatkan Daya Saing di Bidang Farmasi dan Ekonomi Nasional”, di Hotel Arya Duta Bandung, Jawa Barat pada Senin, 23 September 2019. Acara tersebut dihadiri sekitar 500 orang peserta yang terdiri dari Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi (PBF) di wilayah Jabodetabek, Serang, dan Jawa Barat. Selain CEO Dexa Group Bapak Ferry Soetikno, hadir mendampingi Direktur Operasional PT Ferron Par Pharmaceuticals Bapak Benny Sutisna Suwarno.
“Penghargaan ini sebagai salah satu bentuk komitmen Dexa Group untuk terus berbakti sesuai dengan core purpose, Expertise for the Promotion of Health. Penghargaan ini juga merupakan bentuk dukungan Dexa Group terhadap program pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah Badan POM RI,” kata Bapak Ferry Soetikno.
Lebih lanjut Bapak Ferry mengajak semua Dexan untuk terus melanjutkan komitmennya dalam menyehatkan masyarakat, berbakti kepada bangsa, dengan mendukung berbagai program kerja pemerintah yang tujuannya bermanfaat bagi para pelanggan dan masyarakat. Bukti nyata komitmen Ferron dan Dexa Group mendukung program pemerintah baru-baru ini adalah dengan diperolehnya Status Sistem Jaminan Halal dari LPPOM-MUI dengan kategori Sangat Baik. Selain itu, Dexa Group termasuk Ferron juga mendukung Badan POM RI dalam meningkatkan efektivitas pengawasan obat untuk mencegah peredaran obat palsu melalui penerapan sistem serialisasi dengan 2D barcode dalam kemasan produk.
Dalam sambutannya, Ibu Penny Lukito menyampaikan bahwa untuk meningkatkan daya saing industri farmasi Indonesia, pelaku industri farmasi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahamannya terhadap regulasi dan standar berlaku, yang sejalan dengan prioritas Badan POM terhadap pembangunan sumber daya manusia unggul di sektor kesehatan.
Untuk itu, menurut Ibu Penny Lukito, Pengawasan Obat dan Makanan menjadi sistem yang komprehensif (full spectrum atau life cycle process) meliputi seluruh siklus proses, sejak awal proses suatu produk sebelum diedarkan (pre-market) hingga selama produk tersebut beredar di tengah masyarakat (post-market).
“Dalam upaya memberikan jaminan keamanan obat yang akan diedarkan, Badan POM melakukan evaluasi terhadap keamanan, khasiat, dan mutu obat sebelum mendapatkan izin edar. Badan POM juga melakukan pengawasan post-market untuk meyakinkan bahwa produk yang beredar di pasaran memenuhi ketentuan sesuai peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Proses pengawasan obat komprehensif tersebut sama dengan yang dilakukan oleh negara-negara lain dalam menjamin keamanan obat yang diedarkan. Dengana danya peraturan dan persyaratan terkait keamanan, khasiat, dan mutu yang harus dipenuhi, dimaksudkan agar produk obat yang dihasilkan memenuhi syarat untuk diedarkan di dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor.
Saat ini, menurut Ibu Penny, Badan POM tengah mempercepat proses perizinan dan sertifikasi CPOB dan CDOB dengan penyederhanaan melalui pengurangan registrasi ulang, sistem aplikasi online, dan pengimplementasian 2D barcode. Hal itu sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
“Dalam melaksanakan pengawasan Obat dan Makanan, Badan POM tidak dapat berjalan sendiri. Peran sinergi seluruh komponen bangsa mulai dari pemerintah, stakeholder/pelaku usaha hingga masyarakat sangat diperlukan dalam upaya perlindungan masyarakat. Tantangan ke depan, diperlukan inovasi dalam memperkuat pengawasan obat dan makanan melalui kerja sama kemitraan. Untuk itu mari kita bersama-sama mengawal keamanan, khasiat, dan mutu obat dan makanan yang beredar di Indonesia sebagai sumbangsih nyata dalam memastikan kualitas hidup masyarakat Indonesia terjamin,” tutup Kepala Badan POM.