Dexa Group melalui Dharma Dexa yang peduli terhadap pentingnya pola pengasuhan anak khususnya di masa pandemi, menggelar program Happy Parents, Happy Kids yang berlangsung sejak Desember 2020 dan dilanjutkan pada 6 Februari 2021. Program Happy Parents Happy Kids ini digelar bagi seluruh keluarga karyawan Dexa Group dan Argon Group yang meliputi seminar dan juga tantangan literasi baca bagi keluarga.
Hasil dari tantangan permainan Happy Parents Happy Kids yang berupa kegiatan kreatif literasi baca ini diperoleh 3 keluarga sebagai pemenang. Para pemenang yang dinilai kreatif dan kompak dalam menerima tantangan ini berhak mendapatkan beasiswa pendidikan dan juga gratis berlangganan Majalah Kuark.
Inilah tiga pemenang tantangan Happy Parents Happy Kids:
1. Keluarga Bapak Bambang Veriansyah
2. Keluarga Bapak Mateus Ramidi
3. Keluarga Ibu Lydia Retno Utami
“Selamat kepada para pemenang dan semoga apa yang telah dilakukan oleh para keluarga pemenang dapat menginspirasi keluarga lain dalam menumbuhkan kreativitas dan kekompakan,” kata Leader Dharma Dexa Ibu Gloria Haslim.
Dalam acara lanjutan Happy Parents Happy Kids tersebut, juga digelar acara seminar virtual “Memahami Tantangan Anakku di Masa Depannya” pada Sabtu, 6 Februari 2021. Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Doktor Pendidikan sekaligus Dekan Fakultas Pendidikan dan Bahasa dari Universitas Katolik Atma Jaya Dr. Luciana, M.Ed.
Sukses Hadapi Tantangan Pola Pengasuhan Abad 21
Menurut Ibu Luci, orangtua tengah menghadapi tantangan pola pengasuhan anak di tengah disrupsi teknologi. Untuk dapat sukses menghadapi tantangan ini, orangtua harus dapat mengenali pola pengasuhan yang tepat melalui pendekatan dengan melihat potensi anak dan meningkatkan bonding.
“Dunia sedang menghadapi disrupsi teknologi, di mana kehidupan dihadapkan pada realitas yang Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA). Dunia yang dipengaruhi dengan teknologi, mengakibatkan perubahan yang sangat cepat dan kehidupan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol. Kondisi ini mempengaruhi pola pengasuhan terhadap anak,” kata Ibu Luci.
Dengan tantangan VUCA tersebut, lanjut Ibu Luci, dituntut peran orangtua yang juga harus memahami kompleksitas teknologi, keyakinan orangtua dalam menentukan visi yang jauh untuk masa depan anak, mampu membekali anak dengan ketrampilan yang dibangun sebagai kebiasaan, serta orangtua harus rajin menggali potensi dan karakter anak.
Apabila orangtua sudah memahami dan mengetahui karakter anak, maka orangtua sudah mengenali potensinya. “Dari sini kita akan menentukan pendekatan pengasuhan termasuk cara komunikasinya,” kata Ibu Luci.
Dengan pola pengasuhan yang tepat, anak akan memiliki ketrampilan yang dibutuhkan dalam abad 21 yakni komunikasi, kreativitas, berpikir kritis, dan kolaborasi.