Rocum

Indonesia • Dexa Medica

Indikasi

Rocuronium bromide diindikasikan sebagai tambahan pada anestesi umum untuk memfasilitasi rapid sequence dan intubasi trakea rutin serta memberikan efek relaksasi pada otot rangka selama pembedahan atau ventilasi mekanik.

Komposisi

Rocuronium bromide 50 mg

Kemasan

10 ampul berisi masing-masing 5 ml

Bentuk Sediaan

Injeksi

Klasifikasi ATC

M03A

Perhatian

Alkohol
Konsultasikan ke Dokter Anda
Keamanan item ini untuk digunakan bersamaan dengan alkohol belum ditetapkan.
Alat Berat
Tidak Direkomendasikan
Item ini tidak boleh digunakan saat mengoperasikan alat berat.
Masa Kehamilan
Hati-Hati
Item ini mungkin tidak aman digunakan selama masa kehamilan. Gunakan dengan hati-hati dan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Menyusui
Konsultasikan ke Dokter Anda
Keamanan item ini untuk digunakan selama menyusui belum ditetapkan.

Dosis

Sampai Usia 1 Bulan

Belum ada data yang memadai terkait penggunaan dosis rocuronium bromide yang direkomendasikan pada neonatus.

1 Bulan Sampai 14 Tahun

Anak-anak (1-14 tahun) dan bayi (1-12 bulan) di bawah pengaruh anestesi halothan memiliki manifestasi sensitivitas yang sama dengan rocuronium bromide sebagaimana pada pasien dewasa. Onset rocuronium bromide lebih cepat pada bayi dan anak dibandingkan pada dewasa. Durasi klinis pada anak lebih singkat dibandingkan pada dewasa.

18 Tahun ke Atas

Intubasi trakea:
Dosis standar intubasi rocuronium bromide selama penggunaan anestesi rutin adalah 0,6 mg/kg berat badan, setelah itu kondisi intubasi yang adekuat dicapai dalam waktu 60 detik pada hampir seluruh pasien. Dosis rocuronium bromide 1,0 mg/kg berat badan direkomendasikan untuk intubasi trakea selama tindakan anestesi rapid sequence induction, setelah itu kondisi intubasi yang adekuat dicapai dalam waktu 60 detik pada hampir seluruh pasien. Apabila dilakukan pemberian dosis rocuronium bromide sebesar 0,6 mg/kg berat badan untuk rapid sequence induction, direkomendasikan untuk melakukan intubasi pada pasien 90 detik setelah pemberian rocuronium bromide. Pada pasien yang menjalani bedah caesar, hanya dosis sebesar 0,6 mg/kg berat badan yang direkomendasikan sedangkan dosis sebesar 1,0 mg/kg berat badan masih belum diteliti.

Dosis pemeliharaan:
Dosis pemeliharaan rocuronium bromide yang direkomendasikan yaitu 0,15 mg/kg berat badan; untuk kasus anestesi inhalasi jangka panjang, dosis rocuronium bromide harus diturunkan hingga 0,075-0,1 mg/kg berat badan. Dosis pemeliharaan paling baik diberikan saat twitch height telah pulih sekitar 25% dari kontrol, atau saat munculnya 2-3 respons terhadap stimulasi train of-four (TOF).

Infus berkelanjutan:
Apabila rocuronium bromide diberikan secara infus berkelanjutan, direkomendasikan untuk memberikan dosis awal sebesar 0,6 mg/kg berat badan dan, saat blokade neuromuskular hampir pulih, dimulai untuk pemberian infus. Kecepatan infus harus disesuaikan untuk mempertahankan respons kedutan sebesar 10% dari kontrol twitch height atau mempertahankan 1-2 respons terhadap stimulasi TOF. Pada pasien dewasa di bawah pengaruh anestesi intravena, kecepatan infus perlu dipertahankan pada rentang level 0,3-0,6 mg/kg/jam untuk menjaga blokade neuromuskular dan pada rentang level 0,3-0,4 mg/kg/jam jika di bawah anestesi inhalasi. Pemantauan rutin terhadap efek blokade neuromuskular sangat direkomendasikan karena kecepatan infus yang dibutuhkan setiap pasien bervariasi dan juga metode anestesi yang digunakan.

Dosis untuk memfasilitasi ventilasi mekanik:
Penggunaan dosis awal rocuronium bromide sebesar 0,6 mg/kg berat badan direkomendasikan, dilanjutkan dengan pemberian infus berkelanjutan sesegera mungkin saat twitch height telah pulih 10% atau setelah kemunculan kembali 1-2 kedutan terhadap stimulasi TOF. Titrasi dosis harus selalu dilakukan pada setiap pasien hingga menghasilkan efek yang diinginkan. Kecepatan infus awal yang direkomendasikan pada pasien dewasa untuk pemeliharaan blokade neuromuskular sebesar 80-90% (1-2 kedutan pada stimulasi TOF) yaitu 0,3-0,6 mg/kg/jam dalam 1 jam pertama pemberian, yang harus diturunkan pada 6-12 jam berikutnya, sesuai dengan respons masing-masing pasien. Setelahnya, dosis individual harus dijaga agar tetap konstan.

Cara Pemberian

Dosis rocuronium bromide harus diberikan secara individual pada tiap pasien.

Pasien Lanjut Usia

Dosis intubasi standar untuk pasien lanjut usia dan/atau pasien dengan gangguan fungsi hati dan/atau saluran empedu dan/atau gagal ginjal saat anestesi rutin yaitu sebesar 0,6 mg/kg berat badan. Pemberian dosis ini harus dipertimbangkan saat dilakukan rapid sequence induction apabila diharapkan terjadi perpanjangan durasi. Tanpa memperhatikan teknik anestesi yang digunakan, dosis pemeliharaan rocuronium bromide yang direkomendasikan yaitu sebesar 0,075-0,1 mg/kg berat badan, dan kecepatan infus sekitar 0,3-0,4 mg/kg/jam.

Pasien dengan Gangguan Fungsi Hati dan/atau Saluran Empedu dan/atau Gagal Ginjal

Dosis intubasi standar untuk pasien lanjut usia dan/atau pasien dengan gangguan fungsi hati dan/atau saluran empedu dan/atau gagal ginjal saat anestesi rutin yaitu sebesar 0,6 mg/kg berat badan. Pemberian dosis ini harus dipertimbangkan saat dilakukan rapid sequence induction apabila diharapkan terjadi perpanjangan durasi. Tanpa memperhatikan teknik anestesi yang digunakan, dosis pemeliharaan rocuronium bromide yang direkomendasikan yaitu sebesar 0,075-0,1 mg/kg berat badan, dan kecepatan infus sekitar 0,3-0,4 mg/kg/jam.

Pasien dengan Berat Badan Berlebih dan Obesitas

Saat digunakan pada pasien dengan berat badan berlebih atau obesitas (dengan nilai berat badan 30% atau lebih di atas berat badan ideal) dosis rocuronium bromide harus diturunkan dengan mempertimbangkan massa tubuh tanpa lemak (lean body mass).