Dexa Group berkomitmen mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penggunaan sediaan farmasi dalam negeri untuk mencapai ketahanan dan kemandirian kesehatan. Untuk itu, Kementerian Kesehatan memberikan tiga penghargaan kepada Dexa Group di acara Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri di Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Penghargaan yang diterima Dexa Group antara lain Penghargaan Industri Farmasi yang Memproduksi Sediaan Farmasi Menggunakan Bahan Baku Produksi Dalam Negeri untuk PT Ferron Par Pharmaceuticals, serta Penghargaan Industri Farmasi yang Memproduksi Sediaan Farmasi Menggunakan Bahan Baku Produksi Dalam Negeri untuk PT Dexa Medica dan PT Beta Pharmacon.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pandemi COVID-19 menjadi pelajaran akan pentingnya sistem ketahanan farmasi. Untuk itu, industri farmasi diminta untuk memperbanyak produksi bahan baku obat, serta mendorong fasilitas layanan kesehatan untuk memprioritaskan obat dalam negeri.
“Yuk kita bangun ekosistemnya, lihat masalahnya di mana agar industri obat bisa bangun dari hulu ke hilir untuk ketahanan kesehatan Indonesia,” ujar Menkes Budi.
Lebih lanjut Menkes Budi menyampaikan potensi ekonomi dari industri kesehatan dari belanja kesehatan masayarakat Indonesia. “Saat ini spending per capita Indonesia USD 130 per orang per tahun, sedangkan Malaysia USD 300 per orang per tahun. Ada potensi volume perdagangan hingga Rp600 triliun di industri kesehatan. Itulah mengapa kita perlu hilirisasi,” ungkap Menkes Budi.
Pimpinan Dexa Medica Bapak V. Hery Sutanto menyampaikan komitmen Dexa Group untuk berkontribusi membangun ketahanan dan kemandirian industri kesehatan. Upaya stragetis yang dilakukan Dexa Group untuk mendukung ketahanan dan kemandirian, yaitu kemandirian di dalam Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau kemandirian dalam obat herbal yang modern.
“Dexa Group berterima kasih atas apresiasi pemerintah untuk industri farmasi dalam negeri. Kita harus bersama-sama membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional, hilirasi menjadi upaya kita bersama untuk mengurangi ketergantungan produk impor sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo. Dalam komitmen ini OMAI menjadi produk farmasi dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri tinggi hingga lebih dari 90%,” ujar Bapak Hery.
Hal senada disampaikan Direktur Utama Ferron Par Pharmaceuticals Bapak Benny Sutisna Suwarno. Kontribusi Ferron Par Pharmaceuticals adalah dengan memproduksi bahan baku obat Omeprazole dan Esomeprazole steril untuk kemandirian farmasi nasional. Adapun TKDN Omeprazole dan Esomeprazole mencapai 52,80%.
“Saat ini Ferron telah memiliki 3 sertifikat CPBBAOB (Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik) injeksi beku kering, masing-masing untuk Omeprazole, Esomeprazole, dan Pantoprazole. Bahan baku obat injeksi beku kering tersebut disertai dengan DMF (Drug Master File) yang lengkap,” kata Direktur Utama Ferron Par Pharmaceuticals Bapak Benny Sutisna Suwarno.
Direktur Utama Argon Group Bapak Krestijanto Pandji menambahkan bahwa komitmen Dexa Group untuk mendukung ketahanan dan kemandirian juga dilakukan melalui produk Obat Generik Berlogo (OGB) dari Beta Pharmacon yang bahan bakunya lokal dari Kimia Farma Sungwun Pharmacopia pada produk Atorvastatin dengan TKDN 67,75% dan Clopidogrel ber-TKDN 68,33%.
“Diharapkan semua pihak bangga untuk menggunakan produk dalam negeri yang berbahan baku obat lokal. Dengan langkah ini, semakin mendukung komitmen dalam membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional,” pungkas Bapak Krestijanto.